I Love Summer

Sebagai pendatang dari negara yang memiliki dua musim, musim kemarau dan hujan. Keberadaan empat musim di Korea ini selalu menarik perhatianku.


Perubahan musim ke musim menjadi sorotanku, bisa dibilang agak ‘norak’ yaa, tetapi niatnya memang untuk mentadaburi ciptaan Allah ko 😇


Yang pasti aku senang menuliskan tentang musim-musim ini, khususnya musim 'baru' seperti gugur, dingin, dan semi. 

Sekarang, sudah masuk bulan Juni, yang artinya musim panas sudah lama bertamu. Pada awalnya, musim panas bukan hal menarik yang ingin aku tuliskan, karena di Indonesia pun ada musim panas, dan seakan musim panas itu tidak memiliki simbol khusus seperti musim lainya, seperti bunga adalah simbol musim semi, daun untuk musim gugur dan salju untuk musim dingin.

Musim panas mungkin bersimbolkan pantai dan semangka, tetapi itu tidak begitu unik menurutku.

Dan juga karena kedatangan musim panas ini tidak di sambut hangat oleh orang-orang (terutama pada puncaknya) karena mentari yang bersinar terang, udara yang gerah, dan tingkat kelembapan yang tinggi.

Di bulan Juni ini masih kita dapati angin yang sepoi-sepoi meskipun panas terik. Dan -katanya- bulan Juli nanti adalah puncak musim panas yang dimana kita tidak akan menemukan angin. Hanya gerah, sumuk, panas dan ongkep

Itulah yang menjadi penyebab malasnya orang untuk bepergian, bahkan untuk keluar rumah sekalipun. Memang lebih nyaman bersantai dalam rumah dibawah kesejukan AC.

Bagiku yang suka 'kehangatan' (cuaca yang hangat) sampai detik ini aku tidak mengeluhkan panasnya hari. Bahkan aku sangat menikmati pancaran mentari, terlebih di waktu pagi.

Tetapi belum tau nih saat Juli nanti, apakah ada rasa ‘tidak betah’ dengan kedatangan musim ini ?

Seperti yang aku bilang diawal bahwa musim ini tidak begitu spesial di mataku, pada mulanya.

Tetapi setelah melewati musim gugur, dingin dan semi. Keberadaan musim ini begitu aku syukuri, seakan musim ini simbol kebangkitan dan kehidupan 😄

Berikut ini ulasanya.

Saat musim dingin, perbukitan menjadi botak dan kering, pepohonan ditinggalkan daunya saat musim gugur, kolam kecil membeku kedinginan, tanaman layu.

Tetapi saat musim panas datang, bukit-bukit kembali lebat dan hijau, pepohonan berasa hidup kembali dengan dedaunanya yang hijau segar, kolam kecil yang tadinya membeku kini hidup kembali dengan teratai hijau diatasnya, juga air mancur yang menghiasinya.




Jalan-jalan pagi yang tadinya tidak begitu menarik karena faktor dingin dan angin, kini menjadi menyenangkan bertemankan cahaya hangat mentari.

Para petani pun mulai bercocok tanam, di sepanjang jalan kita akan temui ladang-ladang mereka yang mulai tumbuh diatasnya berbagai macam sayuran.




Bunga bunga liar pun mulai berebut launching dengan warna warninya yang indah setelah yang tadinya kering kecokelatan seakan tidak ada harapan hidup kembali.


Para ibu rumah tangga (juga masyarakat pada umumnya), diuntungkan dengan cepat keringnya pakaian mereka yang dijemur, sehatnya apartemen yang dikunjungi cahaya matahari lewat jendela-jendela.

Kembali normalnya tekstur makanan, selai, mentega, dll.

Yaa, kita semua tahu bahwa sesuatu menjadi sangat berharga ketika kita sempat kehilanganya.

Kini musim panas sangat berarti di mataku.

Allah ciptakan matahari memang menjadi sumber kehidupan.

Segala sesuatunya hidup tanpa terkecuali.

Saat musim dingin, burung-burung lebih memilih menghangatkan diri di sarang mereka, pagi hari yang sepi.. tetapi kini suara kicauan burung terdengar dari segala sudut kota, sangat indaaah.

I LOVE SUMMER  💗

“Ya Rabb Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka." (QS. Ali Imran: 191)



Read More →

Muslim di Korea Selatan

Menjadi muslim di Indonesia (negeri mayoritas muslim) merupakan nikmat yang sangat besar, bagaimana tidak ? 

Setiap 5 kali sehari mendengarkan seruan adzan yang dikumandangkan dari banyak masjid, tentu saja panggilan itu akan meresap dalam hati, menambah kekuatan iman dalam jiwa, dan mendapatkan kesempatan untuk membalas adzan dan berdo'a di antara adzan - iqomah.

Makanan halal dari versi restoran, sampai jajanan di pinggir jalan tersebar dimana-mana, dapat menikmatinya tanpa masuk ke lubang syubhat.

Masjid-masjid menjamur, sebagai seorang lelaki dapat meraih keutamaan dengan bolak balik masjid dengan berjalan kaki, dengan mudahnya.

Lingkungan yang mungkin belum 100% islami, tetapi banyak ditemukan wanita berpakaian rapih, menutup aurat dengan rapat, itu pun mendukung kualitas iman khususnya bagi lelaki.





KOREA SELATAN

“Hampir sebagian besar rakyat Korea Selatan memilih tidak beragama atau atheisme. Buddha adalah agama yang mempunyai penganut terbesar di Korea Selatan dengan 10.7 juta penduduk. Agama lainnya yang terbesar adalah Kristen Protestan dan Katolik Roma. Gereja Kristen terbesar di Korea Selatan, Yoido Full Gospel Church berlokasi di Seoul. Diperkirakan kurang dari 35.000 warga Korea yang beragama Islam, dengan 100.000 orang pekerja yang berasal dari negara Muslim, yaitu Bangladesh, Indonesia, dan Pakistan.” Sumber : wikipedia 

Karena jumlah muslimnya yang minim, fasilitas muslim pun belum tersebar keseluruh penjuru (semua butuh proses), terbukti dengan belum terdapat hal-hal yang ada di Indonesia.

Menjadi muslim di negeri atheis bukan hal yang mudah, karena kita harus benar-benar menjaga kualitas iman agar tidak merosot, menghidupkan nuansa rumah yang islami, bertahan dengan pakaian islami dan cara bergaul yang islami (khususnya dengan lawan jenis).

Sebenarnya itu pun harus dilakukan di negara muslim, bahkan dimanapun seorang muslim menginjakkan kakinya, tetapi usaha di negeri kafir jelaslah lebih 'berat'.

MASJID 💗

Alhamdulillah di beberapa kota, terdapat masjid besar dan dimakmurkan oleh muslim (korea maupun pendatang).

Beberapa masjid di Korea Selatan :
Masjid Central di Seoul,
Al-Falah di Seoul,
Al-Mujahidin di Inchoen,
AL-Hikmah di Daegu,
Baburrahmah di Ulsan,
Al-Fattah di Busan,
Al-Hidayah di Gimhae.


Di restoran halal pun biasanya menyiapkan tempat sholat, dan jika terdesak, sedang berada di tempat yang jauh dari mushola, kita bisa cari pojok café yang sepi (aman dari mata pelanggan) dan gelar sajadah disana, wudhu bisa dilsayakan di wastafel toilet cafe.

Di kota Gumi sendiri ada Masjid yang dimakmurkan oleh TKI Indonesia, bernama Al-Huda. Sebelumnya masjid bertempat di salah satu lantai apartement, tapi kini masjidnya sudah memiliki bangunan sendiri, 6 lantai , dari dasar (bawah tanah) sampai tingkat atas. Alhamdulillah.




Foto diambil dari Facebook Al-Huda, Gumi

Di masjid inilah tempat berkumpulnya muslim/muslimah Gumi.

Berbagai acara pernah diadakan disini, peresmian masjid, pernikahan, persiapan bazar (masak-masak),dll.

Jika ada acara tabligh akbar entah itu di dalam kota atau di luar kota, maka masjid pun memberikan fasilitas berupa transportasi untuk para jamaah yang ingin hadir menuntut ilmu.

Pada bulan Ramadhan (seperti sekarang ini) ada acara buka bersama di masjid, siapapun boleh ikut bergabung. Dilanjutkan taraweh berjamaah.

Pada hari jum’at, diadakan sholat jum’at berjamaah, dan setelah sholat selalu dibagikan snack, berupa gorengan, kacang-kacangan atau buah.

Di masjid ini pula ada kursus bahasa korea yang dibina oleh muallaf korea, Ustadz Zubair Lee.

Juga ada pembelajaran iqra/mengaji untuk anak-anak korea muslim.

Saya sendiri jarang ke masjid karena jaraknya tidak begitu dekat dari rumah (ditempuh dengan bus kurang lebih 20 menit), hanya jika ada acara tertentu dan kebetulan cocok dengan jadwal suami, maka saya pergi untuk bertemu teman-teman muslimah yang bisa hadir juga, tetapi mahasiswa-mahasiswa muslim  di kampus KIT (Indonesia,Uzbek, Pakistan, dll) setiap jum’at merutinkan sholat disana.

Selain hari jum’at mereka sholat di mushola yang disediakan di dalam kawasan kampus. Mushola ini didirikan oleh bagian internasional kampus, melihat kebutuhan mahasiswa/mahasiswi kampus terhadap tempat sholat.

MAKANAN 🍕

Karena Korea Selatan negara atheis, bukan ahlul kitab maka sembelihanya tidaklah halal untuk muslim.

Tetapi, karena daging lokal korea terbilang mahal (apalagi daging sapi nya), maka banyak impor dari Brazil ataupun Australia.

Untuk konsumsi sehari-hari (di rumah), kita dapat memesan daging halal lewat toko online, dan jika sangat terpaksa makan di luar rumah, kita dapat memilih menu seafood ataupun vegetarian (sup), dan di restoran selalu diberi keterangan dari mana daging yang mereka olah, jika ada penjelasan bahwa sapi di resto tersebut adalah impor dari negara ahlul kitab maka kita dapat membelinya.

Beberapa muslim disini ada yang tidak keberatan mengkonsumsi daging lokal (selama itu bukan babi) dengan alasan sulitnya mencari yang halal, juga konsumsi makanan ringan yang mengandung shortening hewani, lemak hewani, dll. Karena kondisi yang memaksa ataupun karena alasan yang lain.

Iman seorang muslim pun akan diuji lebih pada minuman keras, karena negara ini melegalkan alkohol, arak khas korea seperti soju/mekju. Minum-minum sudah menjadi tradisi dan adat masyarakat lokal, oleh karena itu harus sangat tegas menolak ketika diajak minum oleh senior atau atasan.


Semoga Allah selalu menjaga hamba-Nya yang muslim dari fitnah apapun. (Aamiin)


Bogor, Indonesia


Sebagai informasi tambahan, di Korea ada 4 kategori restoran yang bisa dikategorikan sebagai restoran yang muslim friendly, yaitu : (sumber: Facebook GAT for Muslim in Korea)

1. Halal Certified : Restaurants Certified by the Korea Muslim Federation (KMF). 

Artinya restoran yang sudah mendapat logo halal dari KMF maka sudah pasti restoran tersebut halal dan aman untuk muslim.

2. Self Certified : Restaurants run or have food cooked by Muslims and self-certified restaurants as Halal Restaurants. 

Artinya restoran tersebut dioperasikan/dijalankan oleh muslim dimana yang memasaknya pun muslim.

3. Muslim Friendly : Restaurants that can sell alcohol and provide only some or all Halal menu. 

Artinya restoran yang bisa menjual alkohol tetapi juga menjual makanan-makanan yang halal.

4. Pork Free : Contains meat but no pork. Thease are restaurants that do not offer a Halal Menu but do not use pork. 

Artinya restoran yang menjual daging-dagingan tetapi tidak menjual daging babi.

Untuk yang nomer 3 & 4, kita bisa teliti lagi dari mana daging sapi/ayam yang di olah, apakah lokal atau impor dari Brazil / Australia.

PAKAIAN 🎽


Disini (sekitar tempat tinggal saya), meskipun jumlahnya tidak banyak, saya dapat menemukan muslimah berhijab, mereka adalah mahasiswi Indonesia atau Malaysia.

Tetapi di luar wilayah kampus hampir tidak pernah menemukan wanita berhijab, kecuali di distrik shopping atau di subway  di Ibu kota, Seoul (itupun biasanya turis atau pendatang).

Rasanya bahagia kalau melihat yang berhijab, berasa menemukan saudara di tengah bumi rantau.

Ketika belanja di salah satu supermarket, saya pernah dikira orang Malaysia, ketika menjawab kami dari Indonesia, dia bingung oh ternyata Indonesia juga berhijab ya, bukan hanya Malaysia. Lalu kami jelaskan singkat bahwa yang berhijab itu muslimah, bisa Malaysia, Indonesia, dan negeri lainya.

Bogor, Indonesia
Selama 10 bulan tinggal di sini, Alhamdulillah tidak pernah menemukan gangguan dalam masalah pakaian, padahal saya memakai gamis dan kerudung. -Semoga selalu begitu-.

Bahkan ada beberapa muslimah yang memakai cadar(penutup muka), dan ketika saya tanya apa reaksi masyarakat lokal, mereka pun cerita bahwa mereka tidak menemukan masalah yang serius. Alhamdulillah.

Saya bisa berjalan-jalan dimanapun, kapanpun, dengan percaya diri, orang korea tidak begitu mempermasalahkan ‘perbedaanya’, meski begitu tetap saja sering dilirik, ya bisa banyak alasan sih, mungkin karena saya berwajah asing, juga karena pakaian yang tidak biasa, tetapi sebatas itu, di Indonesia pun saat memasuki wilayah yang tidak terbiasa dengan pakaian syar’i pun akan menemukan reaksi yang sama kan ?

Apalagi di daerah pelosok (jarang melihat orang asing), wilayah pasar, mereka akan melihat dengan mimik keheranan, jelas bahwa ‘ini aneh’, terlebih ibu-ibu dan nenek-nenek.

Tetapi itu tidak seberapa dibandingkan kenyamanan yang timbul dari kecuekan mereka kepada saya.

Diantara alasan mereka tidak mencela muslimah berhijab atau  mengganggu secara fisik (dari cerita orang dan pendapat sendiri) :

1.Kebanyakan orang korea tidak memiliki agama, jadi mereka sedikit buta tentang islam, so mereka tidak mengetahui  isu-isu miring yang beredar tentang islam, jadi mereka tidak parno/takut (islamphobia).

Biasanya yang menganggap islam  musuh adalah ‘agama’ diluar islam, karena mereka diberikan informasi miring tentang dunia islam. Meski begitu banyak juga kristiani (contohnya) yang sudah terbiasa dengan pemandangan ‘hijab’ dan tidak begitu mempermasalahkan.

2.Free style, sebagaimana mereka bebas memakai busana apapun, mungkin mereka juga berfikir seperti itu terhadap orang lain, khususnya orang asing.

3.Tingkat rasa cuek mereka yang tinggi. Kadang rasa peduli bisa jadi merugikan jika itu berlebihan (ngurusin hidup dan gerak gerik orang lewat yang tidak dikenal).

4.Dan banyak lagi.



        Semoga Allah memberi taufik kepada muslimin di Korea Selatan untuk menebar kebaikan dan berdakwah  di jalan Allah, mengenalkan indahnya islam lewat senyuman dan akhlak mulia, menjaga kemuliaan islam dan menjunjung tinggi syariat-Nya. (Aamiin)

 -sekian-

Read More →

 

Copyright © a Pleasure | Powered by Blogger | Template by 54BLOGGER | Fixed by Free Blogger Templates