Resensi Buku Novel 'Miracle in the Andes'

 


Miracle in the Andes adalah novel nonfiksi tentang kecelakaan pesawat yang membawa tim Rugby Uruguay  bersama teman suporter dan keluarga. Kecelakaan ini terjadi pada 13 Oktober 1972.

Novel ini terbit pada tahun 2006 ditulis oleh salah satu penyintas kecelakaan tsb, Nando Parrado. Pertama kali novel diterbitkan dalam bahasa Spanyol, kini sudah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa termasuk bahasa Indonesia. 

📘 Keunggulan:

1. Novel ini sangat lengkap menceritakan sebelum terjadi kecelakaan, saat 72 hari di Andes dan saat setelah misi penyelamatan. 

2. Disisipkan banyak foto saat mereka terjebak di Andes dan saat misi penyelamatan berlangsung. Foto di lokasi kecelakaan diambil oleh Nando menggunakan kamera yang ia  temukan dari sebuah koper. Saat itu Nando berharap meskipun mereka tidak  selamat setidaknya ada jejak yang akan ditemukan sebagai bukti nyata bahwa mereka pernah bertahan hidup di sana.

3. Novel ini penuh dengan pesan berharga yang mana dapat membangkitkan semangat hidup pembaca.

🏔️ Sinopsis:

Pesawat Fairchild yang membawa tim Rugby “Old Cristmas” bersama suporter, teman, dan keluarga terbang dari Uruguay menuju Chili lalu menabrak gunung es sehingga sayap dan ekor pesawat lepas, tersisa badan pesawat yang meluncur lalu menabrak tumpukan salju. Badan pesawat jatuh di wilayah Argentina dekat perbatasan Chili, tepat di tengah pegunungan Andes di ketinggian 12.000 kaki. 

Total jumlah penumpang dan kru pesawat adalah 45 orang, beberapa diantaranya langsung tewas karena kecelakaan, lalu jumlahnya semakin berkurang sehingga hanya 16 orang yang bertahan hidup dan berhasil selamat.

Dengan menggunakan baju musim panas dan sedikit makanan mereka harus bertahan hidup di tengah salju. Mereka berlindung di bagian dalam badan pesawat.

Tidak adanya hewan maupun tumbuhan di sekitar membuat mereka kelaparan dan akhirnya terpaksa memakan mayat teman mereka yang sudah beku agar tetap hidup.

Dengan badan yang semakin lemas, akhirnya dua orang dari mereka (Nando & Roberto) menuruni pegunungan Andes selama 10 hari demi mencari pedesaan. Mereka mendaki gunung, bermalam di tengah badai salju dengan berbekal potongan daging manusia. Sampai akhirnya mereka bertemu seorang warga di seberang sungai Chili lalu mereka berhasil selamat dan menjemput ke-14 teman mereka yang masih di tengah Andes. 

🕒 Alasan Mereka Menunggu 62 Hari untuk Mencari Pertolongan:

1. Di hari kecelakaan, mereka tidak tahu di mana posisi jatuhnya pesawat, setelah berapa minggu berlalu mereka baru bisa memperkirakan tempat pesawat jatuh setelah menemukan peta dan mengingat kata terakhir dari co-pilot sebelum wafat, ia mengulangi kalimat laporan: ”kami telah melewati Curico” (nama sebuah kota di Chili).

2. Saat sudah siap berangkat mencari bantuan, ada longsor salju menimbun badan pesawat hingga menewaskan 12 orang, dilanjut badai selama 3 hari berturut-turut yang membuat mereka tidak bisa keluar dari badan pesawat. Selama itu mereka tidak makan dan minum. Setelah badai berhenti, mayat beku di luar badan pesawat yang menjadi sumber makanan mereka tertutup salju. Dengan kata lain mereka harus memakan mayat yang masih segar dan itu lebih menjijikan dan sulit untuk ditelan daripada daging beku yang sebelumnya mereka makan. 

3. Mereka butuh waktu untuk mengeruk salju yang masuk ke dalam pesawat agar bisa ditempati kembali. Mereka bekerja bergantian selama beberapa hari dengan tenaga seadanya. 

4. Setelah itu mereka memutuskan untuk ke arah Timur. Empat orang termasuk Nando dan Roberto berjalan ke arah timur selama empat hari lau mereka menemukan ekor pesawat yang di dalamnya ada batre yang bisa menyalakan radio yang ada di badan pesawat tempat teman-teman lain menunggu. Dengan radio, mereka berharap bisa diselamatkan tanpa harus membahayakan nyawa mereka  melintasi pegunungan bersalju.

5. Mereka mencoba menyalakan radio tetapi gagal. Meski begitu, perjalanan mereka ke arah timur ada hikmahnya, Nando menemukan alat jahit di dalam tas ibunya yang terjatuh, dan di ekor pesawat mereka menemukan bahan yang bisa mereka gunakan untuk membuat sleeping bag. Carlitos, salah seorang dari mereka pernah diajarkan ibunya cara menjahit, lalu ia mengajarkan teman yang lain menjahit agar pembuatan sleeping bag bisa selesai lebih cepat.

6. Tepat di tanggal 12 Desember tiga orang dari mereka siap melakukan perjalanan yang sangat beresiko itu, mereka adalah Nando ditemani oleh Roberto dan Tintin. Mereka berjalan ke arah barat, di tengah perjalanan Tintin kembali ke badan pesawat demi menghemat bekal makanan. 

🚁 Akhir yang Bahagia:

Setelah melewati perjalanan berat berjalan kaki sepanjang 4.650 meter, Nando dan Roberto akhirnya mendapat pertolongan dari warga. Setelah itu dengan helikopter tim penyelamat menjemput para penyintas lainnya. Perjalanan helikopter ke lokasi dipandu oleh Nando yang sembari mengingat  gunung mana yang telah dilewatinya bersama Roberto. 

Perjalanan helikopter ke sana sangat beresiko, helikopter harus diterpa turbulensi bertubi-tubi. Akhirnya, lokasi badan pesawat ditemukan dan teman-teman Nando berhamburan keluar  menyambut helikopter dengan persasaan yang tidak bisa digambarkan, saat itu tanggal 23 Desember 1972.

❤️ Quotes Favorit:

1. Simpan energimu untuk hal yang bisa kamu ubah. Kalau kamu terjebak dalam masa lalu, kamu akan mati. [Kata Nando dalam hati saat meratapi kepergian ibu dan adik perempuannya di Andes]

2. Aku akan berjuang. Aku akan pulang. Aku janji, aku tidak akan mati di sini.[Setiap kali Nando memikirkan ayahnya yang jauh di rumah, ia kembali bersemangat.]

3. Aku khawatir telah memberi mereka harapan palsu, tetapi pada akhirnya aku putuskan bahwa harapan palsu masih lebih baik daripada tidak ada harapan sama sekali. [Kata Nando dalam hati saat berjanji pada teman-temannya bahwa ia akan membuat mereka kembali ke rumah.]

4. Sekalipun di tempat seperti ini kehidupan kita tetap bermakna. Perjuangan kita tidak akan sia-sia. Meskipun di tempat ini hidup kita layak dijalani. [Nando]

5. Mulai dari sekarang, aku akan berusaha untuk tidak menyesali apa yang telah diambil dariku  melainkan mensyukuri apa  yang telah dikembalikan untukku. [Jawaban ayah Nando saat  ditanya apakah ia bersedih karena yang kembali hanya Nando tanpa istri dan anak perempuannya.]

6. Aku sudah berjalan menyusuri Andes, aku pasti bisa hanya berjalan beberapa langkah lagi. [Kata Nando dalam hati saat menolak ditawarkan tandu untuk berjalan dari tempat parkir mobil ambulan ke gedung rumah sakit.]

Sekian~


Read More →

 

Copyright © a Pleasure | Powered by Blogger | Template by 54BLOGGER | Fixed by Free Blogger Templates