hanya menulis apa yang membuatku senang saat membacanya~

AHLAN

Selamat datang di blog ini.
Enjoy Reading !

Kamis, 15 Februari 2024

Jangan Bilang Ummi!


bermain salju di hari berikutnya masih dengan sarung tangan polyester :')

     Pagi ini, setelah sarapan kami keluar rumah untuk bermain salju. Putriku yang berusia tiga tahun sudah siap dengan pakaian musim dingin lengkap dengan sarung tangan. Sarung tangan berbahan polyester sebenarnya sudah cukup menghangatkan jemari mungilnya di suhu -4° C, bisa dibilang gak terlalu dingin karena lagi gak ada angin. Tetapi karena kami berniat main salju, aku berusaha membujuknya untuk memakai sarung tangan anti udara. Putriku tetap menolak dan merasa cukup dengan sarung tangan favoritnya.

    Dia duduk di atas papan sleding siap untuk ditarik, kedua tangannya mulai menyentuh salju di tanah. Pada awalnya, salju yang menempel itu membuatnya beres, lalu aku membantu membersihkan salju yang menempel. Tetapi dia tetap menyentuh salju lagi. Aku yang membayangkan tanganya akan dingin karena sarung tangan yang akan basah itu, membujuknya lagi agar mau melapisinya dengan sarung tangan anti air, tetapi si anak tetap bersikukuh menolak. 

    Rasa panik dan khawatir yang menguasaiku berakhir emosi, dengan kesal aku berkata padanya secara spontan: "Oke, kalo kamu gamau pake sarung tangan ini, nanti kalau tangan dingin gak usah bilang sama ummi!" Lalu suamiku meralat ucapanku seraya berkata: "Loh gimana sih, masa bilangnya gitu, 'kalau nanti tangan dingin bilang sama ummi, nanti ganti sarung tangan yang lain', kaya gitu dong." Aku merasa tertohok, dan keinginanku yang tadi sempat terbawa emosi. 

    Disadari atau tidak, kita sering mengucapkan kalimat berbau 'ancaman' semacam itu saat kesabaran kita sedang menipis. Seperti saat anak tidak mau tidur dan hanya ingin bermain kita berkata: “Oke ya kamu gamau tidur! Main aja terus, kalo ngantuk gak usah cari mamah!” atau saat anak gamau makan dan malah sibuk nonton kita bilang “Nonton aja terus gak usah makan, kalo laper gak usah minta makanan ke mamah!” kalimat yang muncul berdasarkan emosi tanpa Sadar membuat jarak antara orang tua dan anak serta menutup pintu akses mereka untuk meminta bantuan kita. Orangtua berharap anak akan menurut dan segera mengubah sikapnya, tetapi anak justru semakin gengsi dan keras kepala dengan keputusannya. 

    Sebenarnya kita bisa mengganti dengan kalimat yang serupa tetapi maknanya berbeda seperti ini, “kamu masih mau main ya? Mamah tunggu di kamar ya, kalo udah ngantuk kamu ke kamar aja ya!" Atau “masih seru ya nontonnya, kamu belum lapar? Kalo bilang lapar ke ummi ya, di meja sudah ummi siapin makanan.”

    Kalimat di atas memang memiliki kesan bahwa kita kalah dan lebih menuruti ego anak.Tetapi sebenarnya kitalah yang menang karena dapat menekan emosi yang akan memperkeruh suasana. 

     Selain menghadirkan ketenangan pada diri orang tua, kalimat di atas merupakan bentuk kita menghargai pilihan anak, serta memberi mereka kesempatan untuk menuntaskan apa yang sedang mereka lakukan, dan meyakinkan anak bahwa pintu orang tua akan selalu terbuka setiapkali mereka membutuhkan tempat bersandar.


Kamis, 01 Februari 2024

Reservasi Kamus Indonesia Jadul di Perpus Finlandia



    Akhir Desember 2023 aku ada ujian online di salah satu kampus di Indonesia. Ujiannya menerjemahkan teks dari bahasa Indonesia ke Inggris dan juga sebaliknya. Ujiannya boleh buka kamus asalkan kamus cetak, bukan kamus elektronik seperti alkalink atau kamus online. Jujur saja, selama ini aku selalu mengandalkan kamus online dan satu-satunya kamus cetak yang aku punya adalah Oxford Mini Dictionary and Thesaurus, kamus Inggris-Inggris, yang mana gak terlalu dibutuhkan saat mengerjakan soal terjemahan nanti.

    Teman-teman di grup WA banyak ngobrolin tentang efektifitas penggunaan kamus saat ujian. Diantara mereka ada yang sudah ujian dan mengatakan bahwa buka kamus hanya membuang waktu karena masa ujian hanya 90 menit. Buka lembaran kamus dan mencari kata harus dilakukan dengan sangat cepat jika tidak mau kehabisan waktu. Ada juga yang cerita hanya sempat membuka kamus pada soal pertama, selainnya hanya mengandalkan pembendaharaan kosa kata dan menebak dari konteks kalimat.

    Aku pribadi merasa butuh kamus mengingat di ujian terjemahan yang sebelumnya aku sempat salah menerjemakan kata. Akhirnya aku iseng mencari kamus bahasa Indonesia di situs perpustakaan Finlandia (helmet.fi), syukurnya ketemu dong! Alhamdulillah rejeki!

    Sekilas tentang perpustakaan Finlandia, atau yang disebut Helmet. Perpustakaan ini menyebar di banyak kota di Finlandia. Di kota Espoo sendiri ada banyak perpus Helmet, seperti yang ada di Espoon keskus (pusat kota Espoo), di Sello, Iso Omena, Tapiola, dsb. Tidak ada jumlah maksimum untuk buku yang akan dipinjam, jadi kita boleh pinjam buku sebanyak apapun. Buku bisa  dipinjam selama 28 hari, kalau lebih dari itu gak dikembalikan akan ada denda buat anggota perpus yang berusia lebih dari 18 tahun. Kalau misalkan kita pinjam buku dari perpus yang di Iso Omena, kita bisa mengembalikan buku di perpus Helmet manapun. 

buku anak-anak di atas mesin peminjaman  mandiri di perpus Iso Omena


    Ternyata kamus yang aku cari berada di perpus Pasila, jaraknya 3 stasiun kereta dari rumahku, tetapi masalah utamanya bukan itu. Aku belum pernah ke perpus yang di Pasila, sempet ke sana satu kali tetapi gelap dan sepi, entah lagi direnovasi atau memang tutup sementara. Dan setelah itu gak pernah ke sana lagi.

    Akhirnya aku memilih opsi Reservasi, dari situs Helmet aku meminta pihak perpus memindahkan kamus tersebut ke perpustakaan terdekat, yaitu perpus Sello yang jaraknya hanya satu stasiun kereta dari rumahku. 

    Tepat sepuluh hari sebelum ujian, ada email pemberitahuan dari Helmet bahwa kamus yang aku pesan sudah siap diambil di perpus Sello, juga ada peringatan akan ada denda bagi yang membatalkan buku yang sudah direservasi, juga bagi yang tidak mengambil reservasi sampai batas waktu yang tercatat di dalam email. Denda yang dikenakan sebesar 1 euro (Rp 17.000) per-buku. Pengenaan denda tersebut bertujuan agar anggota Helmet bertanggungjawab atas barang yang sudah dipesan serta menghargai pihak perpus yang sudah mengeluarkan tenaga, waktu, dan biaya transportasi untuk memindahhkan buku yang dipesan dari perpustakaan lain.

    Dua hari setelah mendapat email, saya ke perpus Sello dan menuju rak buku khusus reservasi, setelah mengambil dua buah kamus bersampul merah, saya scan di mesin peminjaman seperti biasa. 


Buku-buku di rak khusus reservasi yang siap diambil

    Setelah sampai di rumah, aku cek kamusnya, benar saja itu kamus jadul yang diterbitkan tahun 1955. Dengan ejaan lama yang belum dibakukan. Aku dan suami sempat tertawa melihat isi kamusnya. Setidaknya kamus Inggris-Indo bisa digunakan. Sedangkan yang Indo-Inggris aku pesimis karena mungkin akan sulit mencari kata melihat huruf U masih ditulis OE, J ditulis DJ, dan Y ditulis J. Meski begitu setidaknya kehadiran dua kamus jadul ini memantapkan diriku untutk ujian nanti. Daripada gak ada sama sekali, pikirku.


contoh ejaan Van Ophuijsen (Ejaan Lama): DJ untuk huruf J

    Di hari H ujian, benar saja apa yang temanku bilang di grup. Gak ada waktu buat buka kamus lama-lama karena 90 menit terasa kurang untuk menerjemahkan paragraf singkat sebanyak 6 soal. Setiap yang ujian pasti berfikir lebih baik menuntaskan jawaban meski ada terjemahan kata yang salah, dibanding kehilangan poin karena ada nomor yang kosong karena belum sempat dijawab. 

    Akhirnya ujian pun berakhir, dan Alhamdulillah, aku terbantu oleh kamus Inggris-Indo untuk menerjemahkan satu kata, ya! hanya sempat mencari satu kata!



Senin, 03 Juli 2023

Resensi Buku Novel 'Miracle in the Andes'


 


Miracle in the Andes adalah novel nonfiksi tentang kecelakaan pesawat yang membawa tim Rugby Uruguay  bersama teman suporter dan keluarga. Kecelakaan ini terjadi pada 13 Oktober 1972.

Novel ini terbit pada tahun 2006 ditulis oleh salah satu penyintas kecelakaan tsb, Nando Parrado. Pertama kali novel diterbitkan dalam bahasa Spanyol, kini sudah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa termasuk bahasa Indonesia. 

📘 Keunggulan:

1. Novel ini sangat lengkap menceritakan sebelum terjadi kecelakaan, saat 72 hari di Andes dan saat setelah misi penyelamatan. 

2. Disisipkan banyak foto saat mereka terjebak di Andes dan saat misi penyelamatan berlangsung. Foto di lokasi kecelakaan diambil oleh Nando menggunakan kamera yang ia  temukan dari sebuah koper. Saat itu Nando berharap meskipun mereka tidak  selamat setidaknya ada jejak yang akan ditemukan sebagai bukti nyata bahwa mereka pernah bertahan hidup di sana.

3. Novel ini penuh dengan pesan berharga yang mana dapat membangkitkan semangat hidup pembaca.

🏔️ Sinopsis:

Pesawat Fairchild yang membawa tim Rugby “Old Cristmas” bersama suporter, teman, dan keluarga terbang dari Uruguay menuju Chili lalu menabrak gunung es sehingga sayap dan ekor pesawat lepas, tersisa badan pesawat yang meluncur lalu menabrak tumpukan salju. Badan pesawat jatuh di wilayah Argentina dekat perbatasan Chili, tepat di tengah pegunungan Andes di ketinggian 12.000 kaki. 

Total jumlah penumpang dan kru pesawat adalah 45 orang, beberapa diantaranya langsung tewas karena kecelakaan, lalu jumlahnya semakin berkurang sehingga hanya 16 orang yang bertahan hidup dan berhasil selamat.

Dengan menggunakan baju musim panas dan sedikit makanan mereka harus bertahan hidup di tengah salju. Mereka berlindung di bagian dalam badan pesawat.

Tidak adanya hewan maupun tumbuhan di sekitar membuat mereka kelaparan dan akhirnya terpaksa memakan mayat teman mereka yang sudah beku agar tetap hidup.

Dengan badan yang semakin lemas, akhirnya dua orang dari mereka (Nando & Roberto) menuruni pegunungan Andes selama 10 hari demi mencari pedesaan. Mereka mendaki gunung, bermalam di tengah badai salju dengan berbekal potongan daging manusia. Sampai akhirnya mereka bertemu seorang warga di seberang sungai Chili lalu mereka berhasil selamat dan menjemput ke-14 teman mereka yang masih di tengah Andes. 

🕒 Alasan Mereka Menunggu 62 Hari untuk Mencari Pertolongan:

1. Di hari kecelakaan, mereka tidak tahu di mana posisi jatuhnya pesawat, setelah berapa minggu berlalu mereka baru bisa memperkirakan tempat pesawat jatuh setelah menemukan peta dan mengingat kata terakhir dari co-pilot sebelum wafat, ia mengulangi kalimat laporan: ”kami telah melewati Curico” (nama sebuah kota di Chili).

2. Saat sudah siap berangkat mencari bantuan, ada longsor salju menimbun badan pesawat hingga menewaskan 12 orang, dilanjut badai selama 3 hari berturut-turut yang membuat mereka tidak bisa keluar dari badan pesawat. Selama itu mereka tidak makan dan minum. Setelah badai berhenti, mayat beku di luar badan pesawat yang menjadi sumber makanan mereka tertutup salju. Dengan kata lain mereka harus memakan mayat yang masih segar dan itu lebih menjijikan dan sulit untuk ditelan daripada daging beku yang sebelumnya mereka makan. 

3. Mereka butuh waktu untuk mengeruk salju yang masuk ke dalam pesawat agar bisa ditempati kembali. Mereka bekerja bergantian selama beberapa hari dengan tenaga seadanya. 

4. Setelah itu mereka memutuskan untuk ke arah Timur. Empat orang termasuk Nando dan Roberto berjalan ke arah timur selama empat hari lau mereka menemukan ekor pesawat yang di dalamnya ada batre yang bisa menyalakan radio yang ada di badan pesawat tempat teman-teman lain menunggu. Dengan radio, mereka berharap bisa diselamatkan tanpa harus membahayakan nyawa mereka  melintasi pegunungan bersalju.

5. Mereka mencoba menyalakan radio tetapi gagal. Meski begitu, perjalanan mereka ke arah timur ada hikmahnya, Nando menemukan alat jahit di dalam tas ibunya yang terjatuh, dan di ekor pesawat mereka menemukan bahan yang bisa mereka gunakan untuk membuat sleeping bag. Carlitos, salah seorang dari mereka pernah diajarkan ibunya cara menjahit, lalu ia mengajarkan teman yang lain menjahit agar pembuatan sleeping bag bisa selesai lebih cepat.

6. Tepat di tanggal 12 Desember tiga orang dari mereka siap melakukan perjalanan yang sangat beresiko itu, mereka adalah Nando ditemani oleh Roberto dan Tintin. Mereka berjalan ke arah barat, di tengah perjalanan Tintin kembali ke badan pesawat demi menghemat bekal makanan. 

🚁 Akhir yang Bahagia:

Setelah melewati perjalanan berat berjalan kaki sepanjang 4.650 meter, Nando dan Roberto akhirnya mendapat pertolongan dari warga. Setelah itu dengan helikopter tim penyelamat menjemput para penyintas lainnya. Perjalanan helikopter ke lokasi dipandu oleh Nando yang sembari mengingat  gunung mana yang telah dilewatinya bersama Roberto. 

Perjalanan helikopter ke sana sangat beresiko, helikopter harus diterpa turbulensi bertubi-tubi. Akhirnya, lokasi badan pesawat ditemukan dan teman-teman Nando berhamburan keluar  menyambut helikopter dengan persasaan yang tidak bisa digambarkan, saat itu tanggal 23 Desember 1972.

❤️ Quotes Favorit:

1. Simpan energimu untuk hal yang bisa kamu ubah. Kalau kamu terjebak dalam masa lalu, kamu akan mati. [Kata Nando dalam hati saat meratapi kepergian ibu dan adik perempuannya di Andes]

2. Aku akan berjuang. Aku akan pulang. Aku janji, aku tidak akan mati di sini.[Setiap kali Nando memikirkan ayahnya yang jauh di rumah, ia kembali bersemangat.]

3. Aku khawatir telah memberi mereka harapan palsu, tetapi pada akhirnya aku putuskan bahwa harapan palsu masih lebih baik daripada tidak ada harapan sama sekali. [Kata Nando dalam hati saat berjanji pada teman-temannya bahwa ia akan membuat mereka kembali ke rumah.]

4. Sekalipun di tempat seperti ini kehidupan kita tetap bermakna. Perjuangan kita tidak akan sia-sia. Meskipun di tempat ini hidup kita layak dijalani. [Nando]

5. Mulai dari sekarang, aku akan berusaha untuk tidak menyesali apa yang telah diambil dariku  melainkan mensyukuri apa  yang telah dikembalikan untukku. [Jawaban ayah Nando saat  ditanya apakah ia bersedih karena yang kembali hanya Nando tanpa istri dan anak perempuannya.]

6. Aku sudah berjalan menyusuri Andes, aku pasti bisa hanya berjalan beberapa langkah lagi. [Kata Nando dalam hati saat menolak ditawarkan tandu untuk berjalan dari tempat parkir mobil ambulan ke gedung rumah sakit.]

Sekian~


Minggu, 18 Desember 2022

Saat Anak Minta Makanan Ibu


  


Pernah gak mom? Habis selesai beresin rumah dan udah lapaar banget, terus baru aja mau nyuap makanan, si kecil merengek minta punya kita, padahal dia baru selesai makan. Atau, saat anak sudah diiriskan daging mangga, masih juga minta 'pelok' mangga, padahal itu bagian favorit kita 😋 Atau, mau menikmati gigitan bolu terakhir, tapi malah diminta si kecil. 


"Baruuu aja mau nyuap malah diganggu! Kamu kan tadi udah makan!" sambil bersungut-sungut.
"Aduuh, sana main aja. Mau makan aja gak bisa tenang?!" 😤 
"Itu kan ada punyamu, yang ini punya ibu!"

    Sebagian dari kita mungkin jadi emosi karena lapar, tidak mau diganggu anak, atau hanya karena belum terbiasa sabar dalam menyikapi tingkah anak.

    Padahal, Nabi -shallallahu alaihi wasallam- pernah mendoakan seorang pengemis wanita yang membelah kurma untuk diberikan kepada kedua anaknya karena mereka memintanya, padahal kurma itu sudah hampir dia makan:

"Sesungguhnya Allah telah menetapkan surga untuk wanita itu karena perbuatannya atau membebaskannya dari neraka." (HR. Muslim, no. 2630).

    Alhamdulillah, kita tidak sedang kelaparan karena berhari-hari tidak makan. Kita juga masih punya makanan lain, jika harus berbagi dengan anak. Bukankah kita lebih bisa bersabar dan mengalah pada anak daripada wanita dalam hadits tadi?

Untuk mendapatkan sifat mulia ini, kita bisa berlatih dengan cara berikut:

1.Belajar mengelola emosi lewat buku, podcast, ataupun seminar.
2.Meneladani sosok ibu penyabar dan penuh kasih yang ada di sekitar kita, karena dengan melihat contoh nyata kita akan lebih mudah meniru.
3.Menyadari bahwa emosi yang muncul diluar kendali adalah bawaan alam bawah sadar dan kita sangat mampu mengubahnya dengan biiznillah'.

    Dengan semua pengorbanan kita sebagai Hamba Allah, dan perjuangan kita menjadi ibu, pada akhirnya kita hanya berharap Surga-Nya bukan?

    Mari bersama-sama berusaha menjadi ibu yang sabar dan lembut kepada anak agar masuk dalam golongan orang yang dido'akan Rasul -shallallahu alaihi wasallam- untuk mendapat Surga.


Sabtu, 17 Desember 2022

Ini Tentang Rasa Kesepian


   Seperti hal-nya sedih, senang, marah, dan kecewa, rasa sepi terkadang menyusup di jiwa manusia. Rasa ini datang tak pandang bulu, tak tentu waktu. Meski begitu, setiap orang memiliki caranya masing-masing untuk mengatasi rasa sepi. Bagi perantau yang tinggal jauh dari keluarga dan sahabat, tetap terkoneksi dengan orang tersayang lewat HP dengan menelpon atau ber-video call bisa jadi solusi.

  Jika seorang dewasa bisa merasa sepi maka anak kecil juga sama. Jika orangtua bisa kesepian meski di tengah keramaian, maka sangat mungkin untuk anak merasakannya juga meski dia berada di tengah keluarga. Bedanya, orang dewasa bisa inisiatif melakukan banyak hal untuk menghibur diri, sedangkan anak-anak jangankan mencari solusi, mengidentifikasi perasaanya saja terkadang masih belum bisa. Mereka lebih sering mengungkapkannya dengan tangisan, rengekan, ataupun sifat agresif.

    Oleh karena itu, orangtua dan anak bisa saling berbagi rasa untuk mengusir sepi. Dengan bermain, bercanda, dan tertawa bersama. Bukan berarti orangtua harus nempel terus sama anak yaa, yang terpenting adalah orangtua hadir di saat anak membutuhkan perhatian. Biasanya anak yang tiba-tiba mendekati orangtua itu pertanda jiwanya butuh diisi ulang dengan kasih sayang. Maka, sambutlah ia dengan gembira seperti dengan  memeluk, mencium, mengusap kepalanya, atau mengajaknya ngobrol. 

    Tetapi saat kita lagi 'sibuk' mengerjakan sesuatu, disitulah letak ujiannya. Jika ortu menolak dan mengusirnya dengan kasar disitulah kesepian di hati anak akan melahirkan luka. Dan saat itu terus menerus terjadi maka dikhawatirkan akan muncul masalah perkembangan pada anak di kemudian hari. 

    Misalnya, saat ortu sedang menelpon, ada batas waktu di mana anak akhirnya mendekat seakan merajuk ingin menikmati waktu bersama dan tak ingin diabaikan terlalu lama. Di bawah ini ada beberapa kondisi orangtua terkait menelpon atau menerima telpon di rumah, menurut kesimpulan aku, silakan disesuaikan dengan kebijakan masing-masing:

  1. Memilih untuk melakukannya saat sedang sendirian atau saat anak tidur. Jadi bisa lebih leluasa sekaligus tidak membuat anak merasa diabaikan.
  2. Ortu menerima telepon kapan saja, tetapi saat anak mendekat dan menunjukkan sinyal ingin ditemani, maka ortu mengakhiri panggilan dengan sopan atau mengajak anak ikut terlibat dengan obrolan jika memungkinkan.
  3. Saat melakukan panggilan penting dan mendesak, ortu bisa minta waktu sebentar untuk bicara pada anak agar menunggunya.
  4. Kalau ortu sampai kelepasan marah dan bersikap kasar, jangan lupa meminta maaf pada anak setelah panggilan telepon berakhir dan lakukan hal menyenangkan bersama anak untuk menambal luka di hatinya.

    Rasa sepi pada anak tidak diukur berdasarkan berapa jumlah saudara kandungnya, melainkan bagaimana orangtuanya bersikap agar anak merasa aman dan ternanungi jiwanya. Seorang anak dengan jumlah saudara kandung lebih dari tiga bisa saja merasa sepi ketika orangtua mengusirnya dengan kasar padahal dia mendekat hanya karena ingin disayang Jika kejadian ini berulang setiap harinya, maka si anak rentan mengalami kesepian yang akan menimbulkan masalah perkembangan emosinya.

    Sebaliknya, anak tunggal yang kebanyakan orang iseng bilang 'kasian sendirian, gak mau dikasih adik biar gak kesepian?' sangat mungkin untuk tidak merasa kesepian jika tangan sang ibu selalu terbuka dan sang ayah selalu hadir di saat anak butuh.

   Bicara tentang kebutuhan emosional anak, beberapa waktu lalu di depan gerbang daycare Wafi dipasang papan himbauan. Hal ini membuatku teringat bahwa di pusat kota Espoo, di sekitar tempat tinggalku ada banyak imigran yang hidup terpisah dari keluarga. Aku sering mendapati mereka menelpon di mana saja seperti di dalam bus, sepanjang berbelanja, ataupun saat menemani anak bermain di taman. Aku bisa memahami, karena aku juga tak jarang melakukan itu. Perbedaan waktu dengan kampung halaman menjadi kendala komunikasi karena masing-masing punya jam sibuk yang tidak bersamaan. Mungkin inilah yang menyebabkan kami bisa menelpon atau menerima telpon kapan saja di mana saja untuk menyesuaikan jam senggang keluarga di seberang sana. Tetapi, kalau aku pribadi lebih memilih tidak melakukannya di keramaian kecuali mendesak.

foto: 07 September 2022

  Sekolah menghimbau orangtua untuk menghentikan obrolan telepon pada waktu penjemputan, karena anak bukan hanya membutuhkan fisik ortu untuk menuntunnya agar sampai rumah dengan selamat, tetapi anak butuh rasa aman dan merasa berharga dengan kehadiran jiwa dan pikiran orangtua. Papan pengingat itu seakan mewakili permintaan anak yang menyatakan:

”Tak apa kalau saat jalan mengantarku sekolah ayah/ibu menelepon, aku bisa memahami engkau juga butuh sosialisasi. 

Tak apa saat menemaniku main di taman ayah/ibu pegang HP,  aku mengerti karena tengki cintamu juga butuh diisi. 

Tetapi, kumohon saat menjemputku, setelah beberapa jam kita tidak bertemu aku ingin merasa dirindukan dan ditemui dengan sepenuh perhatian. 

Aku ingin melihat raut bahagiamu saat menatapku. Aku ingin antusiasmu mendengar ceritaku di sekolah hari ini. 

Seperti tanganmu yang hangat saat menggandengku, tulusnya perhatianmu sangat menghangatkan jiwaku" 

   Perlu kita akui bersama bahwa di zaman ini, semua lapisan masyarakat sudah terbiasa dengan interaksi lewat gadget, apapun statusnya, perantau ataupun bukan. Ini bukan hanya soal gadget ya, karena sebagai orangtua, kesibukan kita bukan hanya menelpon, apapun jenis kerjaanya, mengelola kesabaran itu diperlukan untuk menghindari marah-marah saat terganggu ditempelin anak. Sepenting apapun urusanya, perkembangan jiwa anak juga tidak kalah pentingnya, maka dibutuhkan komunikasi yang terjalin dengan baik antara orangtua dan anak, kita bisa menjelaskan situasinya pada anak dengan lembut supaya anak bisa mengerti kapan orangtua sibuk dan kapan mereka bersantai. Orangtua juga manusia yang bisa khilaf sehingga tidak bisa mengendalikan emosi, tetapi kabar baiknya adalah bawha selalu ada kesempatan untuk menambal luka anak minimalnya dengan kata maaf yang tulus.


Selesai-



Senin, 09 Agustus 2021

Tentang SALJU


Kalau bicara tentang musim dingin, hal yang paling menyenangkan adalah salju. Kayaknya bukan hanya aku, hampir semua orang pasti suka salju. 

Tahun pertama aku di sini salju turun sangat lebat, itu awal tahun 2019. Desember 2020 hingga awal 2021 musim dingin di Finlandia berlalu tanpa ada salju, kalaupun salju turun itu hanya bertahan dua hari lalu hilang tak bersisa. Semusim tanpa turun salju yang kulewati terasa hampa, itu semakin membuat aku menyadari bahwa adanya salju selalu membawa kebahagiaan. 

Syukurnya, awal 2021 bumi Finlandia terselimuti oleh salju kembali. Meskipun dalam beberapa kondisi aku merasa kesulitan dengan adanya salju, tetapi jika dibandingkan dengan sisi positif nya maka salju tetap menjadi hal yang dinanti di setiap tahun. 

Biasanya salju pertama turun di awal November, tanda Finlandia sudah resmi masuk winter, dan salju akan turun dengan konsisten di pertengahan Desember. 

Nah inilah bittersweet snow, manispahit-nya salju menurut pengalamanku.Yang menjadi tantangan tersendiri saat ada salju adalah:

1.Menghambat jalannya stroller

Salju yang baru turun dari langit teksturnya lembut seperti pasir, semakin lebat salju yang turun, semakin menumpuklah salju di atas tanah, karena itu di setiap musim dingin yang bersalju petugas akan sibuk mengeruk tumpukan salju dari jalan guna memudahkan pejalan kaki dan pengendara mobil. Termasuk memudahkan ibu yang berjalan sambil mendorong stroller, bayangkan saja jika harus lewat tumpukan salju, ban stroller akan terhambat dan sulit berjalan. Jika masih bisa dilewati pun harus mengerahkan tenaga yang cukup besar untuk menerobos serbuk salju di jalan. 

Hal ini pernah aku alami beberapa kali, karena saat aku keluar rumah jalanan belum dibersihkan oleh petugas, karena hal ini juga aku bisa tunda rencana pergi main dan balik lagi kerumah. Nantinya, salju yang dibersihkan akan ditumpuk jadi satu gundukan besar, bukit salju yang belum diangkut truck terkadang bisa memblock sebagian jalan.

Salju yang padat menjadi penyebab macet!


Kondisi jalan setelah dibersihkan.

                                      

2.Permukaan jalan menjadi licin

Kondisi jalan terlicin itu setelah suhu yang hangat membuat salju mencair, lalu setelah itu suhu dingin kembali, membuat beku semua lelehan salju dipermukaan jalan. Trotoar yang harusnya aman untuk dilewati mendadak jadi arena ice skatting yang licin. Kalau lagi begini aku lebih memilih diam di dalam rumah, jika harus keluar rumah lebih baik sendiri tanpa anak. Biasanya aku keluar untuk belanja di minimarket terdekat, aku harus berhati-hati melangkah jjika tidak ingin isi tas belanjaan tumpah ke jalanan. hihi

Biar gak licin, bisa pakai anti slip pada sepatu, atau pilih bagian pinggir jalan yang masih tertutup serbuk salju. Untuk meningkatkan gaya gesek di jalan para petugas pemerintah menyebarkan kerikil kecil di setiap trotoar. Untuk jalanan yang lebar kerikil disebar menggunakan truck, sedangkan di jalan kecil sekitar apartemen kerikil disebar secara manual dengan sekop.

gunakan anti slip sepatu atau diam saja di rumah :)

bag.kiri sangat licin, bag.kanan tertutup serbuk salju


3. Trotoar & jalan mobil sulit dibedakan

Saat salju menutupi semua daratan, sulit membedakan antara trotoar dan jalan mobil. Dua tahun lalu saat baru mendarat di Finlandia, saat itu tengah Januari dimana salju sedang turun dengan lebat. Aku & suami kebingungan, harus jalan kaki di bagian mana? Harus menyebrang di sebelah mana? Kalau salah kan bisa berbahaya. Setelah musim panas datang dan aku sudah hafal lingkungan sekitar, maka hal ini tidak jadi masalah lagi, kecuali kalau aku pergi ke tempat asing yang belum pernah dikunjungi, harus waspada dan teliti!

agree? :)


4.Kotoran anjing jadi nampak jelas

Noda yang sama akan lebih mencolok di pakaian putih dibanding warna lainya, bukan?
Sama seperti kotoran anjing, jika di musim lain gak pernah terlihat, di saat daratan putih bersih seperti ini kotoran anjing akan sangat nampak dan mengganggu pemandangan. Oke cukup, sebaiknya aku tidak berlama-lama membahas poin ini >-<

maafkan gambar yang sangat mengganggu >-<


u can find it everywhere

5. Becek dan kotor

Biasanya ini terjadi di penghujung musim dingin. Cuaca sudah semakin hangat dan salju perlahan mencair, air yang tercampur dengan tanah membuat salju yang tadinya putih bersih menjadi kecoklatan, jalanan penuh dengan pemandangan seperti ini, gundukan salju coklat. Dimana-mana banyak genangan air dengan sisa bongkahan es yang menjadi rintangan tersendiri untuk pejalan kaki.





Lima poin di atas memang menceritakan sisi hitam dari salju, tetapi itu semua tidak sebanding dengan dua hal utama yang menjadi alasan mengapa salju tetap dinanti-nanti!

1.Pemandangan serba putih yang sangat indah.

Berbeda dengan musim lainya yang berwarna, musim dingin khas dengan pemandangan monoton. Warna tanah, batu, dan kayu-lah yang mendominasi. Meski ada beberapa pohon yang berdaun, tetapi warna hijaunya ikut tenggelam dalam kesuraman. 

Keadaan di awal musim dingin benar-benar seperti kota mati, daratan yang kusam dipadu dengan langit yang selalu mendung tanpa sinar mentari (ditambah lagi dengan sedikitnya jumlah orang di Finlandia). 

Karena itulah aku sangat menanti kapan salju turun. Kehadiranya dapat menghapus semua kegelapan. Seketika salju turun dan bertahan lama, maka daratan menjadi putih dan sangat indah. Melihat pemandangan serba putih di luar jendela dapat membuat hati senang dan bersemangat!

pemandangan di luar jendela 

all is white


2.Banyak hiburan

Udara yang sangat dingin dan alam yang gelap  membuat ibunya anak malas keluar rumah untuk bermain. Kalau ada salju, suasana lebih ceria, permainan jadi lebih bervariasi, dan aktifitas di luar rumah menjadi hal yang sangat dinanti karena bisa bermain sledding, bikin boneka salju, berenang di salju, atau hanya berjalan kaki menikmati indahnya pemandangan. 

Hiburan lainnya adalah menonton petugas membersihkan salju, pertama sampai di Finlandia Wafi yang masih berumur 1.5 tahun sangat excited melihat ke luar jendela, bagi dia dan ibunya melihat salju dibersihkan adalah hal baru yang sangat mengasyikkan.



Wafi (3.5 yo) 'berenang' di halaman belakang apartemen


Minimnya aktifitas di luar rumah, ditambah dengan adanya wabah yang menghalangi aku bertemu dengan teman-teman Indonesia, menjadikan musim dinginku terasa sangat panjang dan menyedihkan.

Bisa berbulan-bulan aku dan teman-teman tidak saling bertemu. Tidak hanya aku, anakku pun jemu dan rindu dengan temannya. Yang bisa aku lakukan adalah menepis kesepian dengan berbagi rasa dengan anggota keluarga di rumah, mensyukuri setiap nikmat yang Allah berikan, termasuk hadirnya salju. Salju yang Allah turunkan benar-benar menjadi penghibur hatiku 💕 


"Ya Allah, cucilah dosa-dosaku dengan air es dan salju, dan bersihkanlah hatiku dari dosa-dosaku sebagai pakaian yang putih dibersihkan dari kotoran."
(HR Muslim) 



Rabu, 01 April 2020

Bentuk Kebohongan Pada Anak


“....Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka.” (HR. Muslim no. 2607)

Meski tidak ada seorangpun yang merasa senang dibohongi, kenyataanya masih banyak orang yang suka berbohong, baik secara sadar maupun tidak. Padahal, bohong itu merupakan sifat yang tercela. yang memiliki dampak yang buruk bagi pelaku dan juga korbannya.

Contohnya dalam pengasuhan, banyak orangtua yang tidak menyadari betapa seringnya mereka berbohong kepada anak. Sekalipun menyadari, mereka menganggap bahwa hal itu bukan definisi berbohong yang selama ini mereka yakini. Hanya karena objeknya adalah anak kecil yag polos, orangtua merasa kebohongan ini aman dilakukan.

Kebohongan akan mengikis kepercayaan si anak kepada orangtuanya, jika anak tidak dapat percaya pada orang terdekat dan terkasihnya, maka kepada siapa dia harus percaya?

Disamping itu, kebohongan akan membuat jarak antara orangtua dan anak, merusak kelekatan diantara mereka, yang semua itu diperlukan orangtua dalam mendidik anak dari kecil hingga besar nanti.

Bukankah orangtua adalah sumber utama pengetahuan dan kebaikan?
Siapkah jika nasehatnya tidak didengar oleh anak?
Darimana anak akan belajar nilai-nilai kebaikan dalam hidupnya?

Salah satu upaya untuk membangun kepercayaan dan kelekatan antara orangtua dan anak adalah dengan menghindari kebohongan sekecil apapun dan bagaimanapun bentuknya.

www.flickr.com

Berikut ini contoh bentuk kebohongan yang sering diucapkan orangtua atau orang dewasa kepada anak kecil:

1.Berniat Mengajak
“Ayo kita mandi, main air dan kapal-kapalan yuk!”
Ketika anak nurut ingin mandi dan sudah membayangkan bermain air, seketika ibu berfikir sambil melepas pakaian anaknya, “Duh lupa, perut anakku kosong, bisa masuk angin dia kalo main air kelamaan”
Berakhirlah anak mandi tanpa main air. Dengan mudah anak akan menyadari bahwa dia telah dibohongi, ibunya tidak menepati janji. Karena umur yang masih kecil, dia hanya menyimpan semuanya dalam memori, tidak mampu mengekspresikan lewat kata.

2.Bermaksud Memotivasi
“Ini suapan terakhir nak, aaaaaa”
Janji sudah terucap, tetapi masih ada sisa nasi di piring, akhirnya disuapkan 1 atau 2 sendok lagi. “Masih ada nih sayang, biar gak mubadzir....aaaa.”

“Ayo makannya dihabiskan nak, nanti ibu beliin es-krim deh”
Setelah makanan habis, si kecil ingin menagih es krim tetapi belum bisa mengucapkannya, seketika ibunya tidak membelikan eskrim, makai ia sadar dirinya telah dibohongi.

3.Bertujuan untuk Mengalihkan
Untuk mendiamkan anaknya yang menangis, ibu menggendongnya seraya berkata “Ayo cari cicak”, “Ayo lihat burung” di tempat yang tidak mungkin mendapatkanya. Anak mungkin akan berhenti menangis, tetapi ia merasa ditipu, ternyata tidak ada cicak maupun burung yang muncul.

"Ini pedas nak, lihat tuh ada merah-merahnya” padahal itu tomat, bukan cabe.
Saat mama ke dapur mengambil minum, anaknya memakan dan mendapati bahwa itu tidak pedas.

4.Berniat Menenangkan
“Kita mau ke dokter, tapi cuma mamah aja yag diperiksa, kamu ga akan disuntik”
Dengan harapan anaknya tidak rewel dan menangis di jalan menuju klinik, tetapi sampai di klinik ia disuntik.
Rasa kecewa dan merasa dibohongi akan membekas dalam hati, tidak akan pernah sepadan dengan ketenangan yang orangtua rasakan  saat anak tidak rewel di perjalanan.

"Udah jangan nangis lagi, ntar ada polisi yang dateng ke rumah"
"Cepet tidur, ntar ada anjing" Selain berbohong, anak bisa jadi penakut dan terbawa sampai besar.

5.Untuk Memberhentikan
“Bentar ya, mama pinjem HP nya dulu, mau lihat chat dari papa”
Setelah diberikan, HP nya diumpetin dan merasa berhasil telah membuat anaknya berhenti main HP. Mungkin iya, tetapi anak akan merasa diremehkan, dan ditipu.

8.Mengulur waktu
“Mama wudhu dulu ya, kamu tunggu di kamar sambal baca buku”
Ehh, mumpung anaknya lagi anteng di kamar, sekalian mandi aja deh dan keluar setelah sepuluh menit. Si anak merasa menunggu lama, mamah berbohong.

Wah aku ga akan percaya lagi sama mamah. Dikibulin mulu, jangan-jangan semua yang mamah omongin semuanya bohong?

“Sholat nak, biar Allah sayang”
“Jangan main gunting nak, tajam dan bisa melukai”
“Rapihkan mainannya biar kamu tidur dengan nyaman”
"Film ini ga bagus untuk ditonton"

Oke, next time aku ga akan dengerin mamah lagi. Dan aku akan ikuti cara mamah, berbohong dan lari dari masalah. 

KENAPA HARUS BERBOHONG? 

Diantara alasan kenapa orangtua berbohong pada anak adalah, malas menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Merasa tidak punya waktu untuk bicara panjang lebar. Tidak yakin bahwa anak akan mendengarkan omongannya. Atau tidak terbiasa melakukannya.

Berarti hanya butuh berlatih agar jadi terbiasa dan tidak sulit melakukannya. Jika orangtua konsisten meluangkan waktu untuk menjelaskan yang sebenarnya, maka anak akan percaya dan mudah diarahkan. Hubungan baik pun akan terjalin, kepercayaan akan terbangun, dan kebaikan akan menyertai.

BAGAIMANA JIKA NASI SUDAH MENJADI BUBUR?

Bagaimana jika sudah terlanjur janji dan tidak bisa ditepati? Terlanjur bohong tetapi menyesal?

Pertama, orangtua harus berusaha semaksimal mungkin untuk menepati janji meskipun tidak serius mengucapkannya, karena anak hanya menilai apa yang didengar & dilihat.

Bagaimana dengan klarifikasi??
Jika sesuatu terjadi diluar kehendak orangtua, maka klarifikasi dapat menghapus kesalahan tersebut, tetapi jangan selalu bergantung pada klarifikasi karena jika terus terulang anak pun akhirnya akan merasa bahwa itu hanya alasan ibu nya untuk melanggar janji.

Jadi untuk mempertahankan kepercayaan anak pada ibu, ibu harus berjuang menepati janji sederhananya, utamakan anak, meski harus bersimbah darah & menerjang dalamnya lautan, syukurnya ga harus separah itu kan?

Jika anak terlanjur tidak percaya pada orangtua, yang bisa dilakukan orangtua adalah memohon ampun pada Allah, memperbaiki sikap di depan anak, menambal luka anak dengan tidak berbohong lagi, menjadi orang yang jujur dan dapat dipercaya, semoga anak akan berubah dengan sendirinya karena melihat konsistensi kejujuran orangtuanya.

SHARE PENGALAMAN

Pernah suatu hari saya akan periksa di klinik di tempat Wafi biasa vaksin, Wafi bertanya kita mau kemana dan mau apa? Saya bilang bahwa kita akan ke klinik yang ada tempat mainannya tetapi yang akan periksa adalah ummi, bukan Wafi, Wafi hanya menemani dan akan bermain di ruang dokter. Sesampainya disana dan urusan saya selesai, saya mengatur jadwal vaksin Wafi yang sempat tertunda, maka tanpa diduga suster bilang bahwa sekarang juga Wafi bisa dapat vaksin, yang artinya Wafi akan disuntik saat itu juga. Tentu saja ini tidak seperti yang saya duga sebelumnya. Sepulang dari klinik saya terus meyakinkan Wafi bahwa tadi bukanlah yang ummi kira, ummi insya Allah ga akan berbohong pada Wafi. dsb.

Pernah juga saya membuat air madu dan sedikit jahe. Wafi bertanya itu apa, dan dia ingin meminumnya. Saya jelaskan dan berkata bahwa ini tidak begitu pedas, saya salah karena mengukur  minuman itu dengan standar lidah saya, ternyata minuman tadi membuat Wafi kepedesan, dan kejadian ini sempat terulang beberapa kali. Dan pada saat saya membuatkan air madu tanpa jahe untuk Wafi, dia menolak dan yakin bahwa itu air yang pedas. Memang sih warnanya kan tidak jauh berbeda. Akhirnya saya membuat air madu di depan Wafi, dia melihat bahwa saya hanya mencampur air dan madu, lalu dia mau meminumnya.

Anak bertindak sesuai insting yang terbangun, tidak melihat siapa pelakunya, tetapi apa yang dia lihat dan rasakan lewat pengalaman.

Saya rasa tidak adil jika seorang ibu berkata "Kok kamu ga percaya sih sama ibu, ibu ga bohong loh" , "Sama ibu sendiri kok gamau dengerin" mungkin saat itu ibunya memang tidak berbohong, tetapi bisa jadi lewat pengalaman anak, ibu pernah membohongiku, telah mengecewakanku jadi kali ini aku tidak ingin percaya, aku berjaga-jaga agar tidak kecewa lagi.


truththeory.com


TIPS MENGHENTIKAN KEBIASAAN BERBOHONG KEPADA ANAK

1.Aktifkan ALARM pada diri sendiri saat janji sudah terucap, dan kuatkan diri untuk menepatinya.
2.Temukan orang terdekatmu yang dapat menjadi reminder & support system untuk meninggalkan kebiasaanmu.
3.Jangan kabur dari masalah, jelaskan semuanya pada anak secara sederhana, meski mengambil waktu yang lama tapi insya Allah berbuah kebaikan.
4.Percaya pada anak, bahwa ia akan menurut dan tenang meski tanpa dijanjikan sesuatu, dan ia akan mendengarkan apa yang kita jelaskan dengan kasih sayang.
5.Maafkan masa lalumu, jika dulu orang dewasa di sekitarmu kerap kali berbohong padamu sehingga tanpa sadar kamu mengikuti jejak mereka, kembali kepada akal sehatmu di masa kini dengan pemahaman yang kamu miliki tentang betapa buruknya berbohong dan konsekuensinya.
6.Merenung, bayangkan anak mu tumbuh sesuai harapanmu, menjadi anak yang jujur, berbagi cerita dan masalahnya kepadamu. Maka jangan rusak harapanmu dengan kebiasaan berbohogmu. Karena 1000 kali kamu bilang "jangan bohong nak, Allah tidak suka" tidak akan mempan jika kamu terus memberinya teladan.
7.Tidak menjanjikan sesuatu jauh lebih baik daripada melanggar janji yang telah dibuat. Tahan lisanmu agar tak mengobral janji.
8.Berdoa dan meminta pertolongan dari Allah.

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ مُنْكَرَاتِ الأَخْلاَقِ وَالأَعْمَالِ وَالأَهْوَاءِ

"Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari akhlaq, amal dan hawa nafsu yang mungkar.” (HR. Tirmidzi no. 3591, shahih)

Aamiin~