hanya menulis apa yang membuatku senang saat membacanya~

AHLAN

Selamat datang di blog ini.
Enjoy Reading !

Kamis, 26 Januari 2017

Kangen Masakan Nusantara


JOE NEUN KOHYANG EUMSIKEUL MOGOSIPOYOπŸ˜™

CURHAT

Aku kangen banget sama masakan Indonesia!

Kemarin, waktu masih di Indonesia, bisa dibilang aku anak rumahan, maksudnya ga hobi makan-makan di luar, atau wisata kuliner, makan diluar tuh kalo lagi hang out bareng temen, sepupu, atau mampir setelah belanja (dan ga sering juga).

Tapi aku pu mengakui bahwa masakan rumahan tuh paling mantap, kebersihan terjamin, sehat, enak!

Beda sama masakan luar yang secara penampilan mungkin oke, tapi soal rasa kadang ada yang mengecewakan. Aku lagi gak mengeneralisir yaa, hanya saja seringnya begitu, ini masalah selera sih. 

Tapi kalau lagi hidup di Jakarta, sebagai anak kosan, ya kadang suka ‘jajan’ juga sih, pelarianya antara lain: nasi goreng, gado-gado, fried chiken, nasi padaang, pecel lele, dll.
Untuk jajanan, aku suka beli mie ayam,  siomay, cimol, martabak dll.

INDONESIAKU

Dan kini aku menginjakkan kaki di bumi Korea Selatan, belum lama hidup disini, langsung deh kangen banget sama semua (garis bawah) makanan Indonesia, semua terasa enak di bayanganku.
Karena masakan Indonesia tuh unik! bayangin aja, Indonesia terdiri dari berbagai pulau, dan setiap pulau ada beberapa daerah….yaaang, setiap daerahnya itu punya makanan khas masing-masing, dan bumbu yang berbeda.

Apalagi Indonesia diberkahi dengan iklimnya yang tropis, itu jelas berpengaruh terhadap apa yang tumbuh diatasnya, buah-buahan yang beraneka ragam, sayuran, rempah-rempah dll.
Istimewa lah pokoknya.

Aku suka ngebayangin banyak hal, dari nasi bungkus warteg, yang isinya macem2 dan berwarna-warni (kuah santan kuning, kuah merah,dll). Ahh ga sampai hati deh. 

   foto diambil dari google
                                                                                                       
 Juga nasi padang, dengan sambal ijonya juga kuah nangkanya..brrr

Juga rujak buah (dengan aneka macemnya: ulek,serut,bebek,dll) yang segarrrrrrrrrrr.
Dan lain-lain… Dan sebagainya.. Dan seterusnya. 

SOLUSI

Jujur aja aku gabisa membuat semua yang aku inginkan, karena ini bukan Indonesia, so bahan-bahan ‘khas’ gabisa didapatkan. Ditambah lagi baru terjun ke dunia dapur secara langung jadi belum berpengalaman dan belum jago masak, tambah sulit rasanya !

Jadi, berhubung disini Wifi lancar, akhirnya buka youtube (hobi baru saat itu), channel-nya Mark Wiens disitu aku ikut menikmati masakan Thailand, India, dll, yang paling favorit ya Indonesia tentunya.

Ada juga channel Maangchi, ini khusus masakan korea, bisa dibilang sekalian pengenalan bumbu-bumbu juga cara masak makanan korea, dan ada saatnya aku juga ‘ngiler’ sama masakan-masakan ini. Tetapi dilihat dari bumbu-bumbunya yang sedikit asing agak putus asa gitu untuk nyoba buat sendiri. 

Abis itu aku buka-buka sampe nemu blog Bento Mania,  disitu ada postingan tentang masakan korea, karena yang membuatnya orang Indonesia, dan beragama Islam jadi kaya dapet pencerahan dan motivasi untuk nyoba buat masakan korea sendiri, dan tentunya dengan bumbu yang halal. Apalagi disini untuk menemukan bahan-bahanya lebih gampang dan murah. Wahh jadi membara nih semangatnya !

Jadi, ada beberapa minggu yang beneran menghipnotis aku dengan tontonan kuliner itu. Yah sedikit mengobati sih…lumayan lah.

Dan setelah masa-masa 'kritis' itu berlalu, mulai deh aku mulai jarang lagi liatin channel-channel itu, sekarang bukan saatnya ngiler dan menggigit jari (karena pengen), tapi udah saatnya membuat masakan indonesia sendiri dengan bahan yang tersedia disini.

Alhamdulillah disini banyaak banget yang bisa didapatkan, jadi kenapa juga aku fokus sama yang sulit diwujudkan kalo ternyata banyak juga yang bisa aku buat. Dari cemilan, sampe lauk-pauk.
Aku suka buat cireng, cimol, bakwan,roti-rotian, pernah juga buat bubur kacang hijau. Intinya mah masih ada yang bisa dibikin disini. Alhamdulillah aku senangπŸ˜šπŸ’™

Ini saatnya menikmati apa yang ada disini (yang bakal dikangenin saat balik ke Indonesia nanti, insya Allah). Meski begitu gabisa dibohongin sih, aku masih suka pengen kalo liat instagram, dari foto/video temen, ataupun akun tentang cooking (yang ini dibuka dengan sengaja.haha). 

POSTING MAKANAN

Sebenernya bebas-bebas aja orang mau posting makanan/minuman. Ga ada yang melarang, menurut kesimpulan aku pribadi ada beberapa alasan mengapa orang suka mengupload foto makanan/minuman, diantaranya : mengenang waktu/even saat makan makanan tsb, mengabadikan pengalaman saat berhasil membuat sendiri (plus sharing resep), pengen ikutan orang lain, pengen buat orang lain ngeces (prasangka buruk nih πŸ˜ƒ), ada yang hobi atau sekedar iseng belaka. 

Mungkin ada diantara makanan itu yang ‘biasa aja’ rasanya, gak terlalu WAHH. Tetapi sudah menjadi keharusan dan kebiasaaan pribadi tsb untuk mengupload, dan gimanapun rasanya efek nya memang besar sih, siapa tahu disana ada yang sedang keroncongan, dan sangat tersiksa dibuatnya, haha.
[Karena itu aku jarang banget posting makanan, yaa begitulah aku tahu rasanya… hahaa.]

Tetapi sekali lagi, “akun siapa, foto siapa, kamera siapa, kenapa situ yang repot. Tinggal merem aja, gampang kan ?” wkwkwk

Dan juga, ga semua posting makanan itu negative sih, bisa jadi penghibur hati yang kangen seperti daku ini. Beneran, jadi merasa sedikit terkikis rasa kangenya.

Intinya balik lagi ke niat masing-masing! Semuanya ada pertanggungjawabanya (iih ko serem?!) πŸ˜‹

Maaf kalo jadi keluar dari jalur. Oiya aku ga ada maksud menyindir siapapun, cuma lagi mencurahkan opini aku dalam hal ini. 

Maaf kalo ada yang tidak berkenan πŸ˜‡

PENUTUP

Okelah sampai disini dulu yaa, Alhamdulillah atas segala keadaaan, Alhamdulillah atas semua yang Allah beri, semua hal yang patut disyukuri jangan sampai terlupa karena memikirkan hal yang belum rejeki πŸ’“










Minggu, 15 Januari 2017

Kepergianya





2 Januari 2017 , pagi itu berita duka datang…nenekku meninggal dunia di usianya yang ke 80 tahun, innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Kita adalah milik Allah dan kita pasti akan kembali kepada-Nya.
Beliau adalah adik kakeku dari abi (bapak), beliau sudah lama sakit dan sempat dirawat di rumah kita sampai hari-hari terakhir-nya, saat beliau wafat beliau sedang dirawat di Rumah sakit karena kondisinya yang melemah.

Beliau sangat lembut, suka memuji meskipun itu hal-hal kecil. Memang, setiap yang berusia lanjut memiliki sifat kekanak-kanakan, seperti cepat emosi karena hal sepele, rasa tidak puas atas pelayanan yang diberikan kepadanya, tapi itu semua hal yang wajar apalagi beliau sedang diuji dengan sakit yang membuatnya tidak bisa bangun dari ranjang kecuali dengan kursi roda dan itupun digotong. (semoga sakitnya menjadi pelebur atas dosanya.Amin).

Karena keadaan rumah tak selalu ramai, terlebih lagi saat masa sekolahnya adik2, (karena kebetulan saya saat itu kuliah di luar kota) siang hari begitu sepi dan sunyi, hanya terdengar suara alat masak di dapur dan suara mesin cuci yang bekerja, tetapi beliau selalu memanfaatkan waktunya dengan berdzikir (bahasa beliau: wirid). Hanya itu yang dapat dilakukan diatas kasur tanpa tenaga, meski begitu hanya orang-orang pilihan Allah yang akan diberi taufik/kemudahan untuk selalu membasahi bibirnya dengan dzikir. [Kadang juga umiku (ibu) menyetel parabola berisi ceramah islami dan bacaan Al-Qur’an dengan niat supaya dapat meramaikan suasana dan menambah Islamic spirit khususnya untuk nenekku].
 
Bahkan saat penglihatan beliau masih bagus, dengan bantuan kacamata, beliau duduk dan membaca Al-Qur’an dengan semampunya, meski lambat dan sedikit kesulitan dikarenakan faktor usia dan juga rasa sakit, tetapi beliau tidak putus asa.

Tak jarang beliau memanggilku agar aku mendengarkan hafalan do’a beliau dan menjawab soal beliau berkaitan dengan arti do’a tertentu atau kalimat dzikir tertentu (saat aku sedang libur kuliah, dan kebetulan jurusanku bahasa arab).

Untuk seumuran beliau itu sangat luar biasa, beliaupun masih diberi ingatan yang kuat oleh Allah, tidak pikun (terbukti dengan banyak do’a yang beliau hafal), masih sibuk dengan dzikir dan ibadah, mengingat banyak yang diakhir hidupnya dihabiskan dengan hal tidak berguna atau sia-sia, karena katanya masa tua seseorang adalah cerminan dari masa mudanya.

Aku punya teman, salah satu kerabatnya sudah lanjut usia dan sudah pikun, tetapi dia selalu mengerjakan sholat, dan karena pikunya tersebut bahkan dia berkali kali mengerjakan solat yang sama, tetapi bagaimanpun juga itu termasuk kelebihan, karena masih diberi taufik untuk beribadah kepada Allah.

Aku yang saat mendengar kabar duka tersebut sedang di korea selatan, sebenarnya tidak terlalu kaget, karena ini jalan terbaik yang Allah kasih untuk menyegerakan kebahagiaan beliau dan mencabut rasa sakitnya. Meski begitu rasa sedih pun kerap menyelimutiku seharian itu. Dan air mata tak dapat kubendung lagi. Bagaimanapun juga keberadaan beliau di tahun-tahun terakhir ini membuatku merasakan kehangatan seorang nenek. Alhamdulillah πŸ’—

Hanya berdo’a dan mengenang kenangan indah (dan lucu) bersama beliau yang dapat kulakukan.

Dan salah satu alasan tulisan ini dibuat pun untuk mengenang beliau dan aku berharap pembaca yang baik hati turut mendo’akan beliau, aku tidak berharap anda berdo’a disetiap sujud anda, paling tidak selesai membaca tulisan ini, kalau berkenan mohon do’a yang baik untuk beliau yang sedang sendirian di alam kubur sana (insya Allah beliau bertemankan amalan sholeh beliau yang harum dan nyaman dipandang). Lihat hadits Al-barra bin azib tentang nikmat dan adzab kubur.