hanya menulis apa yang membuatku senang saat membacanya~

AHLAN

Selamat datang di blog ini.
Enjoy Reading !

Senin, 11 Desember 2017

Yang Terbaik


Menurutmu, siapakah yang terbaik diantara orang-orang dibawah ini:

Orang kaya atau miskin?

Orang sehat atau sakit?

Yang sudah menikah atau single?

Yang sudah punya anak atau yang belum?

Yang punya seorang anak atau yang punya anak banyak?

Yang kuliah, kerja, atau yang hanya duduk di rumah?

Yang jabatanya tinggi atau karyawan kelas menengah?

Yang melahirkan 'normal' atau sesar?

Yang anaknya full ASI 2 thn atau yang minum sufor?

Yang cantik/ngganteng banget atau yang biasa saja?

Yang turunan bangsawan atau bukan?

Jawabany.....cuma satu!

Yang paling bertakwa ♥

 إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ

"Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu." (QS. Al Hujurat: 13)

Kita tidak memungkiri bahwa semua nikmat, merupakan kelebihan atau nilai plus yang Allah berikan pada hamba-Nya.

Tetapi kalau kelebihan yang dimiliki membuatnya jauh dari Allah, maka ia adalah hamba yang merugi.

Yang memiliki kekayaan tetapi merendahkan orang lain, yang sehat tapi dzalim, yang pintar tetapi sombong, yang sukses tetapi tidak merasakan manisnya ibadah..mereka akan merugi 💔

Sebaliknya, jika ujian yang Allah beri dapat meningkatkan kualitas iman seorang hamba, maka ia adalah hamba yang beruntung.

Yang sakit tetapi banyak istighfar, yang tidak kuliah atau kerja tetapi sangat berbakti kepada orang tua, yang miskin tetapi pandai bersyukur, yang single tetapi rajin beribadah, yang belum punya anak tetapi banyak memberi manfaat untuk orang lain, dll. Mereka jaauh lebih baik.


Bagi yang Allah uji dengan 'penantian'.

Menanti rezeki, menanti buah hati, menanti jodoh, menanti kesembuhan, menanti keberhasilan, bersabarlah!

Allah janjikan bagi hamba yang bersabar dengan pahala tanpa batas.

 إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas." (QS.Az-Zummar : 10)

Dan janji Allah itu pasti.

إِنَّ اللَّهَ لَا يُخْلِفُ الْمِيعَادَ

"Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji." (QS.Ali-Imran: 9)

Memang lebih sulit menanti sesuatu yang kita tidak tahu sampai kapan batas waktu penantianya.

Kalau dianalogikan dengan menunggu kereta, menunggu kereta yang akan datang 1 jam lagi, atau 3 jam lagi, atau bahkan 10 jam lagi akan lebih ringan dibandingkan menunggu kereta yang tidak tahu kapan datangnya. (Maaf kalo contohnya gak nyambung 😁)

Maka dari itu pahala pun disesuaikan dengan ujian.
 إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلَاء

“Sesungguhnya besarnya pahala tergantung dengan besarnya ujian”
[HR. at-Tirmidzi no. 2396 dan Ibnu Mâjah no. 4031 (Ash-Shahîhah no. 146)]

Dan ujian itu disesuaikan dengan kemampuan.

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya." (QS.Al-Baqarah : 286)

Bagi yang masih menunggu sesuatu dari Allah mari bersabar !

Insya Allah kita mampu melaluinya.

Sesungguhnya ujian dunia itu sementara.

Kita harus pandai mencari nikmat Allah yang terlupa dikarenakan ujian yang besar.

Bagi yang merasa kekurangan harta, coba lihat kembali tubuhmu yang sempurna itu, banyak yang memimpikanya.

Bagi yang belum bertemu jodoh, coba lihat keluargamu yang anggotanya masih lengkap.

Bagi yang belum dikaruniai anak, coba lihat dompetmu, Allah beri kecukupan ekonomi.

Bagi yang sakit, coba ingat apakah ibadahmu terasa semanis ini saat kau sehat ?

Jika bukan hal itu, maka carilah nikmat yang lain....jangan luput sedikitpun.

Karena saat Allah menguji hamba dari satu pintu, maka Ia memberi nikmat dari pintu yang lain.

Seorang ulama berkata:

قد يجعل الله عطاءه في منعه

"Bisa jadi Allah memberi nikmat kepadamu di dalam ujian yang Ia beri."

Tinggal bagaimana kita pandai mencari nikmat dan pandai mensyukurinya.

Maka sebesar apapun ujian kita jangan merasa menjadi orang yang paling sengsara, dibandingkan dengan menangis duka, kita lebih pantas menangis bahagia karena begitu beruntungnya kita dengan segala nikmat yang Allah beri ♥

Seseorang pernah berkata :
"Kita bisa mengeluh mawar berduri atau bisa bersyukur duri bermawar."

Kekuatan pikiran positif dapat mengubah suasana hati dan sikap seseorang juga respon terhadap sesuatu yang dihadapinya.

Belum menikah itu seakan duri, tetapi jika kita bayangkan, betapa banyak mawar yang tumbuh diatasnya, ianya bisa lebih banyak menebar kebaikan, dapat fokus menuntut ilmu, .dapat melayani umat dengan mengajar, atau profesi lainya, dapat lebih berbakti kepada kedua orang tua, dapat membelanjakan hartanya sesuai keinginan tanpa memikirkan apapun.

Belum memiliki anak, seakan duri, tetapi seperti halnya menikah, belum memiliki anak pun mempunyai banyak mawar. Bisa mempunya waktu berdua dengan pasangan lebih banyak, dapat melakukan hal lain yang bermanfaat dengan maksimal..

Allah kasih seseorang insomnia, bisa jadi supaya dia dapat sholat malam dengan mudah.

Allah kasih seseorang kesulitan, bisa jadi supaya dia lebih tawakkal dan berharap hanya pada Allah.

Bukankah itu mawar yang indah ? Meski terlihat berduri 😇

Warna-warni Jadi Mommy



Menjadi seorang ibu baru, yang terjun ke dalam dunia baru, bersama teman (kecil) baru, begitu mengagetkan, dan membuat penasaran.

Jadi ibu itu sering main tebak-tebakan.

Ketika menggendong si kecil yang mulet-mulet yang dikira ingin sendawa, tiba-tiba "prutt"....ternyata buang angin.

Ketika dikira ingin buang angin (dibiarkan rebahan dikasur) ehh...ternyata keluar gumoh.

Ketika ada bunyi menggeleggar, dikira pup. Ketika sudah siap digantikan ternyata ZONK.

Sering mencurigai si kecil dengan pup dikarenakan bunyi dan semerbak yang luar biasa.😆

Jadi ibu itu harus gerak cepat.

Ketika mengganti popok, jika lambat sedikit maka akan ada air mancur kecil yang menyebabkan ganti selemek, baju..dll.

Atau ketika habis mandi, jika lambat sedikit memakaikan popok, maka sudah dipastikan akan ganti handuk.

Sepersekian detik itu sangat menentukan 'keberhasilan' 😄

Jadi ibu itu sering galau.

Ketika sikecil terjaga dan 'mengajak' main ia ingin sekali menemaninya.

Tetapi kadang kerjaan rumah menyahut.
"Mumpung dia anteng, urus akuu!!"

Jadi ibu itu suka sering khawatir.

Gimana kalau saat sikecil tidur ada hewan kecil mengganggunya.

Rasanya tidak tega, ia begitu mungil untuk seekor nyamuk sekalipun.

Jadi ibu itu senang ketika melihat si kecil tertidur nyenyak sedangkan ia sendiri bermata panda.

Jadi ibu itu merasa 5 menit untuk merebahkan badan pun sangat berharga.

Jadi ibu itu harus tahu prioritas, masak dulu atau cuci baju dulu? Atau mandi dulu 😛

Jadi ibu itu kadang suka mendengar gema tangisan si kecil.

Saat asyik masak di dapur, atau sedang di toilet. Tiba-tiba terdengar tangisan, ketika di cek...si kecil sedang nikmat bobo. Halusin-nasi toh 😜

Jadi ibu itu sudah gabisa kaya dulu, cape dikit langsung bobo, laper dikit bisa langsung makan.

Jadi ibu itu harus mulai semuanya dari habis subuh, ketika tenaga masih prima dan si kecil masih nyenyak. Akan banyak yang bisa dikerjakan. Tetapi kalau habis sholat subuh dilanjut tidur (biasanya karena habis begadang)..alamat keteteran! Aduduuu

Jadi ibu itu harus siap kalo malem-malem dapet paket combo dari si kecil (BAB lalu gumoh, lalu ditutup dengan BAK).

Sempurna!

Begitu banyak petualangan antara ibu baru dan si kecil, ibu yang masih lugu.

Sudah banyak baca teori tentang bayi. Tetapi tetap mengedepankan perasaan pribadi.

Sebelumnya, ia mengira bahwa si kecil hanya memiliki dua dunia. Minum susu dan tidur.

Jadi ketika terjaga langsung diberi minum, berharap tidur. Kalau masih belum tidur merasa ASI nya tidak membuat kenyang si kecil.

Kini ia mengerti bahwa si kecil bisa juga bosan, ia ingin menambahkan 'bermain' dalam dunianya.

Sebelumnya semua reaksi dari si kecil terlihat sama. Tangisan lapar, rengekan bosan, erangan ingin sendawa.
Sehingga ia bingung apa yang harus dilakukan?

Waktu semakin berjalan dan ia semakin dapat membedakan semua itu dan dapat segera menyelesaikanya.

Sebelumnya suka cemas, ia tidak mungkin dapat mengawasi si kecil 24 jam.

'Serangan' dari hewan kecil sungguh mengancam, belum lagi pujian dari orang sekitar terhadap si kecil, dan berbagai masalah lain yang selalu menimbulkan kegundahan hati.

Kini ia memahami, betapapun ia mencintai si kecil usaha nya terbatas. Tetapi ia tak lupa bahwa disana ada Dzat yang Maha Menjaga, Dzat yang telah menjaga dirinya hingga kini, Maha dapat menjaga buah hatinya...sekarang dan seterusnya.

Ia tak lupa memintaNya untuk menjaga si kecil dengan doa yang diajarkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam :
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانِِ وَ هَامَّةِِ وَ مِنْ كُلِّ عَيْنِِ لامَّةِِ
“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang telah sempurna dari godaan setan, binatang beracung dan dari pengaruh ‘ain yang buruk.” (HR. Bukhari)

Dan ketika melihat kelucuan tingkah sikecil, atau merasa bahagia memilikinya ia selalu  mengucapkan :

مَا شَآءَ اللهُ لاَ قُوَّةَ إلاَّ بِا للهِ
“Sungguh atas kehendak Allah-lah semua ini terwujud.”
(QS.Al-Kahfi : 39)
Ia tahu di depan sana akan ada banyak cerita bahagia dan juga rintangan, ia berdo'a agar menjadi ibu yang banyak bersyukur dan bisa bersabar 💜