JEONJU
One day Trip!
Bulan Desember 2016 kemarin, tepatnya tanggal 17 aku berkesempatan pergi ke kota JEONJU bersama suami, kota ini terkenal dengan bibimbab nya dan dengan kawasan perumahan korea kuno.
Kita berdua berangkat pagi-pagi, menggunakan bus dengan perjalanan 2 jam setengah (kurang lebih) sampai disana, kita mengunjungi dua tempat bagus.
Yuk simak ceritanya dibawah ini!
1. Gyeonggijeon Palace
Gerbang depan istana |
Tempat apakah itu??
Disebut juga dengan Gyeonggijeon Shrine (“Gyeonggijeon” yang berarti “sebuah istana yang dibangun di tempat yang damai”) dibangun pada 1410 pada masa Raja Taejo, yang mendirikan Dinasti Joseon pada 1392.
Halaman kuil penuh pohon-pohon tua dan rumpun bambu. Di dalamnya adalah Museum Portrait Ulasan Royal menunjukkan potret raja-raja Joseon dan arsip sejarah Jeonju dengan pameran naskah sejarah.
(sumber : Angelicaliee)
Gerbang tengah istana |
Tidak diperbolehkan masuk ke ruangan khsusus ini |
Barang peninggalan raja (mungkin) hehe |
Kita memasuki Istana raja Joeson,
berfoto-foto, menikmati setiap sudut kawasan istana, meski ramai itu
sama sekali tidak menyurutkan niat untuk mengambil gambar π
Halaman
istana sangat luas dan teduh, banyak pohon yang tumbuh menjulang tinggi
di sekitarnya, saat itu musim dingin, jadi banyak pohon berguguran dan
banyak dedauan kering menutupi tanah lapang tersebut.
Keterangan tentang tumbuhan/pohon di sekitar istana : Acer Palmatum Thunb |
Bangunan kuno korea yang sangat khas ini, aku sangat menyukainya, desain atap yang bergerigi, pagar batu berponi yang mengelilingi area istana.
Kita
juga mengunjungi Museum Potrait yang berada di dalam kawasan istana, di
dalam museum dilarang mengambil gambar, sebagai turis 'baik' yang hidup
di korea, kita mematuhi aturan tersebut. Hehe π
Ketika kita keluar dari Istana, maka kita lihat istana ini dikelilingi oleh distrik khusus.
Tempat ini sangat ramai pengunjung, sebagian warga korea berjalan-jalan sambil mengenakan baju tradisional korea (Hanbok) lengkap dengan aksesorisnya.
Sepanjang jalanan pun penuh dengan berbagai jajanan korea, souvenir-souvenir lucu, kerajinan tangan dan masih banyak lagi.
Banyak toko-toko menjual berbagai oleh-oleh, seperti Choco Pie dalam banyak varian, juga aksesoris, dan masih banyak lagi.
Restoran dan kedai makanan pun tersebar di kawasan itu, dengan desain bangunan unik nan lucu mata ini seakan dimanjakan oleh pemandangan yang sungguh tidak biasa.
Setelah puas berkeliling dan melihat-lihat, kami berjalan-jalan di luar istana.
Rapih dan bersih, itulah yang mendukung keindahan tempat ini.
Setelah selesai, kami menaiki bus menuju tempat kedua.
2. Deokjin Park
Taman Deokjin merupakan sebuah taman kota yang mewakili Jeonju.
Secara resmi dirancang sebagai sebuah taman kota pada tahun 1978, taman ini memusat di sekeliling sebuah kolam alami, yang seperti kembali ke masa Dinasti Goryeo (918-1392).
Taman ini merupakan sebuah area penunjuk bahwa bunga teratai yang mekar di kolam luas taman dianggap sebagai salah satu daya tarik yang mengagumkan di Jeonju.
Taman ini menempati sebuah area seluas 13,000 ㎡ dengan kolam yang menutupi sekitar dua per tiga kawasan Selatan. Jembatan gantung berbentuk lengkungan membentang di tengah kolam, menawarkan pemandangan lebih dekat dengan mekarnya bunga teratai.
Perancang taman membuat sebuah paviliun tradisional dan sebuah taman bunga iris air untuk menghormati latar belakang sejarah taman dan menambahkan sebuah air terjun buatan dan jembatan kayu sebagai efek visual.
Taman ini juga memiliki monumen sembilan batu termasuk Piagam Anak-anak, ukiran puisi Shin Seok-jeong dan Kim Hae-gang, dan patung Jenderal Jeon Bong-jun.
(sumber : Visitkorea)
Taman yang asri nampak sepi hari itu, meski begitu bukan berarti tidak ada pengunjung sama sekali, bahkan terlihat di sana ada nenek sepuh dengan kursi roda yang didorong seseorang, menikmati udara sore hari nan jernih, jauh dari jalan raya.
Ada juga anak-anak kecil bersama keluarganya, juga muda mudi yang hanya melintas serta bersantai-santai duduk di kursi kayu yang tertata rapih.
Siluet cahaya matahari senja tercermin pada danau ditengah taman, membuat mata tak bosan memandang meskipun semilir angin semakin dingin.
Pepohonan yang botak akibat dedaunanya berguguran, menjadi hiasan tersendiri di sekitar danau itu, dengan rantingnya yang bercabang seakan terlukis di langit yang keabu-abuan.
Pagar kayu yang mengitari danau itu pun tidak dapat diacuhkan, sangat cocok menjadi background bagi yang ingin berpose membelakangi danau.
Jembatan yang membelah danau tersebut begitu gagah berdiri, kita dapat melihat bebek-bebek yang berenang dari atas jembatan itu.
Taman teratai dibagian pojok danau, terlihat mengering. Coklat. Tandus tak berwarna. Katanya, teratai-teratai itu akan segar dan hidup di musim panas nanti.
Add caption |
Kita sudah berjalan mengelilingi taman, jika hari belum begitu senja mungkin kita akan teruskan menikmati keindahan sore ini.
Tetapi langit semakin gelap dan waktu magrib hampir tiba, tidak terasa ternyata sudah lama juga kita berada di taman itu.
Mengingat hari itu juga kita harus kembali ke Gumi, maka kita putuskan untuk meninggalkan taman itu dengan danaunya yang masih beriak-riak…juga teratainya yang tak jemu menunggu musim panas tiba.
Setelah itu kita pergi ke terminal dan pulang ke rumah dengan aman dan selamat.
Alhamdulillah.
Perjalanan hari ini sangat menyenangkan π
Sampai bertemu kembali di waktu yang belum ditentukan, Jeonju !